2 INSEKTARIUM mudah dan menarik

MEMBUAT INSEKTARIUM
1.insektarium
 
insectarium adalah sampel jenis serangga hidup yang ada di kebun binatang, atau
museum atau pameran tinggal serangga. Insectariums sering menampilkan
berbagai jenis serangga dan arthropoda yang mirip, seperti laba-laba, kumbang,
kecoa, semut, lebah, kaki seribu, kelabang, jangkrik, belalang, serangga tongkat,
kalajengking dan Belalang sembah
alat2 dan bahan2nya mungkin belum tercantum, tetapi mungkin ini sangat
membantu.
1. Tangkaplah serangga dengan menggunakan jaring serangga. Hati-hati terhadap
serangga yang berbahaya.
2. Matikan serangga dengan jalan memasukkannya ke dalam kantong plastik yang
telah diberi kapas yang dibasahi kloroform.
3. Serangga yang sudah mati dimasukkan ke dalam kantong atau stoples tersendiri.
Kupu2 dan capung dimasukkan ke dalam amplop dengan hati2 agar sayapnya tidak
patah.
4. Suntiklah badan bagian belakang serangga dengan formalin 5%. Sapulah
(dengan kuas) bagian tubuh luar dengan formalin 5%.
5. Sebelum mengering, tusuk bagian dada serangga dengan jarum pentul.
6. Pengeringan cukup dilakukan di dalam ruangan pada suhu kamar. Tancapkan
jarum pentul pada plastik atau karet busa.
7. Untuk belalang, rentangkan salah satu sayap ke arah luar. Untuk kupu-kupu,
sayapnya direntangkan pada papan perentang atau kertas tebal sehingga tampak
indah. Begitu juga capung.
8. Setelah kering, serangga dimasukkan ke dalam kotak insektarium (dari karton
atau kayu). Di dalamnya juga dimasukkan kapur barus (kamper).
9. Beri label (di sisi luar kotak) yang memuat catatan khusus lainnya.
Ini infonya bro, semoga membantu!
Salam Biologi.
Mahasiswa sedang melakukan pengawetan serangga
diberi keterampilan untuk membuat spesimen
serangga baik awetan kering maupun awetan
basah. Beberapa matakuliah mengharuskan
mahasiswa mengoleksi serangga sesuai dengan
mata kuliahnya, misalnya matakuliah Entomologi
Dasar salah satu tugas mahasiswa yang
mengambil matakuliah ini adalah melakukan
koleksi segala macam serangga dan membuat
awetan basah dan kering serta
mengidentifikasinya sampai tingkat famili. Selain
matakuliah Entomologi Dasar matakuliah
Pengendalian Hayati menghendaki mahasiswanya
mengoleksi dan mengawetkan seranggaserangga
musuh alami, koleksi dan awetan
serangga hama pascapanen untuk mata kuliah
Pascapanen. Pada umumnya mahasiswa cukup
terampil dalam melakukan koleksi dan membuat awetan serangga secara mandiri. Hasil koleksi tersebut
disimpan di laboratorium dan digunakan untuk kepentingan praktikum Taksonomi Serangga. Praktikum
ini membutuhkan bagian-bagia
n tubuh serangga yang khas untuk diketahui hingga familinya dan juga digunakan untuk responsi
beberapa mata kuliah dan praktikum yang berhubungan dengan Entomologi. Gambar disamping adalah
salah satu contoh spesimen kupu-kupu hasil praktikum mahasiswa pada matakuliah Entomologi Dasar.
Pengawetan kupu-kupu adalah dengan cara menusuk dengan jarum serangga pada bagian garis tengah
mosthorax untuk serangga dewasa; mengatur kedua sayapnya dengan ketentuan sayap depan bagian
posterior tegak lurus dengan badan, sayap kedua menyesuaikan. Pengaturan posisi sayap dilakukan
pada span block. Serangga yang dikoleksi oleh mahasiswa selain kupu-kupu adalah kumbang, belalang,
jengkerik, semut, lebah, lalat buah, lalat sehari, kepik, dan ngengat. Di Laboratorium Entomologi Dasar
juga terdapat koleksi beberapa arthropoda selain serangga, yaitu Arachnida (laba-laba), Akarina
(tungau), Diplopoda (kaki seribu), Chilopoda (kelabang), Xiphosura (mimi), dan Crustacea (kepiting,
lobster, dan udang).
A. Membuat Awetan Kering
Awetan kering tumbuhan disebut herbarium, sedang awetan insekta disebut insektarium.
Hewan vertebrata dapat diawetkan dengan membuang otot dagingnya sehingga tinggal kilit dan
rangkanya. Selanjutnya hewan di isi dan dibentuk sesuai aslinya. Awetan demikian disebut
taksidermi.
1. Cara Membuat Herbarium (Awetan Kering Tumbuhan)
a) Jika memungkinkan, kumpulkan tumbuhan secara lengkap, yaitu akar, batang, daun dan
bunga. Tubuhan berukuran kecil dapat diambil seluruhnya secara lengkap. Tumbuhan
beukuran besar cukup diambil sebagian saja, terutama ranting, daun, dan jika ada,
bunganya.
b) Semprotlah dengan alcohol 70% untuk mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur.
c) Sediakan beberapa kertas Koran ukuran misalnya 32× 48 cm.
d) Atur dan letakkan bagian tumbuhan diatas Koran. Daun hendaknya menghadap ke atas dan
sebagian menghadap ke bawah terhadap kertas Koran tersebut. Agar posisinya baik,
dapat dibantu dengan mengikat tangkai/ranting dengan benang yang dijahitkan ke kertas
membentuk ikatan.
e) Tutup lagi dengan Koran. Deikian seterusnya hingga kalian dapat membuat beberapa
lembar.
f) Terakhir tutup lagi dengan Koran, lalu jepit kuat-kuat dengan kayu/bamboo, ikat dengan
tali. Hasil ini disebut specimen.
g) Simpan selama 1-2 minggu ditempat kering dan tidak lembab.
Catatan:
a) Di udara lembab, specimen dijemur dibawah terik matahari atau didekat api.
b) Secara periodic gantilah kertas Koran yang lembab/basah dengan yang kering beberapa
kali. Kertas yang lembab dapat dijemur untuk digunakan beberapa kali.
c) Jangan menjemur dengan membuka kertas Koran yang menutupinya. Menjemur specimen
tidak boleh terlalu lama sebab proses pengeringan yang terlalu cepat hasilnya kurang
baik.
d) Jika telah kering, ambil specimen tumbuhan dan tempelkan di atas kertas karton ukuran32
× 48 cm. Caranya harus pelan-pelan dan hati-hati. Bagian-bagian tertentu dapat diisolasi
agar dapat melekat pada kertas herbarium.
e) Buatlah tabel yang memuat: nama kolektor, nomor koleksi (jika banyak), tanggal, nama
specimen (ilmiah, daerah), nama suku/famili dan catatan khusus tentang bunga, buah atau
ciri lainnya.
f) Tutup herbarium dengan plastic.
g) Jika disimpan, tumpukan herbarium harus diberi kapur barus (kamfer).
B. Cara Membuat Insektarium
a) Tangkaplah serangga misal(kupu-kupu atau capung) dengan menggunakan jaring serangga.
Hati-hati terhadap serangga berbahaya.
b) Matikan serangga dengan jalan memasukkan kedalam kantong plastic yang telah diberi
kapas yang dibasahi kloroform.
c) Serangga yang sudah mati dimasukkan kedalam kantong tersendiri/stoples. Kupu-kupu dan
capung dimasukkan kedalam amplop dengan hati-hati agar sayapnya tidak patah.
d) Suntiklah tubuh/badan serangga dengan formalin 5%. Sapulah bagian tubuh luar dengan
formalin 5%.
e) Sebelum mongering, tusuk bagian dada serangga dengan jarum pentul.
f) Jika menggunakan belalang, rentangkan salah satu sayap kearah luar. Jika menggunakan
kupu-kupu, sayapnya direntangkan pada papan perentang atau kertas tebal, sehingga tampak
indah. Demikian pula jika menggunakan capung.
g) Pengering cukup dilakukan di dalam ruangan pada suhu kamar. Tancapkan jarum pentul
pada busa.
h) Setelah kering, serangga dimasukkan ke dalam kotak insektarium (dari karton atau kayu).
Ke dalam kotak insektarium dimasukkan kapur barus (kamfer).
i) Beri label (tempelkan di sisi luar kotak) yang memuat: nama kolektor, nomor koleksi,
tanggal pembuatan, nama serangga (ilmiah, daerah) nama suku/familia dan catatan khusus
lainnya.

2 komentar :

Mas Ito mengatakan...

Trimaksihhh
saya comot tulisannya utk bahan referensi ;)

Unknown mengatakan...

ada tidak teknik yg tanpa jarum?apa harus ditusuk?

Posting Komentar